Senin, 05 Desember 2016

STOP!! Jangan Dibunuh Lagi Tanaman Liar Ini, Karena Bisa Dijadikan Ramuan Mujarab Untuk Mengobati Berbagai Penyakit Ganas,ini Resepnya...


     Senggani tumbuh liar pada beberapa tempat yang memperoleh cukup cahaya matahari, seperti di lerenggunung, semak belukar, lapangan yg tidak sangat gersang, atau di daerah obyek wisata sebagai tanaman hias. Tumbuhan itu dapat diketahui hingga ketinggian 1. 650 m dpl. Perdu, tegak, tinggi 0, 5 – 4 m, banyak bercabang, bersisik serta memiliki rambut. Daun tunggal, bertangkai, letak bertemu bersilang. Helai daun bundar telur memanjang hingga lonjong, ujung lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan memiliki rambut pendek yg tak sering dan kaku hingga teraba kasar dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 2 – 20 cm, lebar 0, 75 – 8, 5 cm, warnanya hijau.


Perbungaan majemuk keluar di ujung cabang berbentuk malai rata dengan jumlah bunga masing-masing malai 4 – 1 8, mahkota 5, warnanya ungu kemerahan. Buah masak akan merekah dan berbagi dalam beberapa sisi, warnanya ungu tua kemerahan. Biji kecil-kecil, warnanya cokelat. Buahnya bisa dikonsumsi, tengah daun muda dapat dirnakan sebagai lalap atau disayur. Perbanyakan dengan biji.



       Komposisi :
Sifat kimiawi dan dampak farmakologis : Daun Senggani terasa pahit.
Kandungan kimia : Daun senggani mempunyai kandungan saponin, flavonoida, serta tanin.

Penyakit Yang Bisa Diobati :
Permasalahan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, ; Keputihan (leukorea), sariawan, haid sangat berlebihan, wasir darah, ; Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong, ; Radang dinding pembuluh darah ; pembekuan (tromboangitis) ;
Bagian yang digunakan : Daun, akar, buah, dan biji.


Indikasi :
Senggani bermanfaat untuk menangani : persoalan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea),sariawan, darah haid terlalu berlebihan, perdarahan rahim di luar waktu haid, mimisan, berak darah (melena), wasir berdarah, radang dinding, pembuluh darah diimbangi pembekuan darah didalam salurannya (tromboangitis), air susu ibu (ASI) tak lancar, keracunan singkong, mabuk minuman keras, busung air, dan bisul.



Langkah Penggunaan :
Akar beberapa 30 – 60 g direbus, lantas diminum. Untuk penggunaan luar, daun fresh atau yang sudah dikeringkan digiling halus lantas dibubuhkan, pada luka bakar atau luka berdarah. Luka ini lalu dibalut.



Contoh Penggunaan :
1. Keputihan
Daun senggani fresh beberapa 2 genggam, jahe, serta bengle semasing seukuran ibu jari dicuci bersih lantas dipotong-potong seadanya. Masukan 3 gelas air serta 1 sendok makan cuka, lantas di rebus hingga airnya tersisa 2 gelas. Sesudah dingin disaring, lantas diminum 2 kali satu hari, semasing 1 gelas.
Catatan : Jahe serta bengle bisa diganti dengan 3 kuncup bunga cempaka serta 3 buah biji pinang yang tua.

2. Disentri basiler
Daun senggani serta aseman (Polygonum chinense), semasing bahan fresh beberapa 60 g di rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lantas diminum sekalian.

3. Sariawan, diare

4. Diare
Daun senggani muda sebagian 1 genggam, 5 g kulit buah manggis, serta 3 lembar daun sembung, semua bahan fresh sesudah dicuci lantas di rebus dengan 1 1/2 gelas air bersih hingga tersisa 1/2 gelas. Sesudah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang, serta sore.

5. Bisul
Daun senggani fresh sebagian 50 g di rebus. Air rebusannya diminum, arnpasnya dilumatkan serta dibubuhkan pada bisul, lantas dibalut.

6. Menetralisir racun
Singkong Akar atau daun senggani beberapa 60 g di rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Sesudah dingin disaring lantas minum sekalian.

7. Perdarahan rahim
Biji senggani beberapa 15 g digongseng (goreng tak ada minyak) hingga hitam lantas di rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Sesudah dingin disaring serta diminum 2 kali satu hari, semasing 1/2 gelas. Lakukan sehari-hari hingga pulih

sumber:http://www.korantani.net/2016/10/stop-jangan-dibunuh-lagi-tanaman-liar.html
http://www.kabar-petang.com/2016/12/stop-jangan-dibunuh-lagi-tanaman-liar.html


x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar